Oleh Turhan
Adib
Guru BK SMAN
1 Karanganyar Demak
Sudah menjadi jargon bahwa tugas pelajar (anak sekolah)
adalah belajar dan sebagian besar waktu belajar mereka dilaksanakan di sekolah
(meski pengalaman belajar lebih banyak di dapatkan di luar sekolah). Secara
esktrim sering dikatakan bahwa kegiatan belajar yang dilaksanakan di sekolah
adalah suatu kewajiban sehingga tingkat kehadiran seorang pelajar selalu di
teliti dan dicatat bahkan menjadi salah satu elmen dalam pelaporan secara berkala
kepada pihak-pihak terkait. Saking perlunya kehadiran ini sering kali beberapa
anak merasa sebagai suatu tekanan (padahal sebagian pelajar yang lain malah
menginginkan tambahan pertemuan yang lebih intensif) sehingga tak ayal bila
pada saat sekolah mengumumkan ada hari jeda pertemuan (belajar di rumah,)
mereka sepontan bersorak sorai menyambutnya.
Hari jeda pertemuan yang menurut bahasa mereka “hari libur” adalah
hari yang sangat dinantikan, karena dengan datangnya hari jeda mereka merasakan
terbebas dari tekanan kehadiran dan juga pertemuan pembelajaran yang mencekam.
Hari jeda itu ada yang terjadwal semisal selepas ulangan semester, saat ruangan
dipakai untuk penyelenggaraan Ujian Sekolah dan juga hari libur akhir tahun. Ada pula yang tidak
terjadwal karena acara-acara yang insidental semisal ulang tahun hari jadi
sekolah dan perayaan hari besar nasional. Yang menjadi pemikiran selanjutnya
adalah dipegunakan untuk apa sajakah
hari jeda itu dan bermaknakah hari jeda itu buat mereka? Lewat pemikiran
inilah dirasa penting memberikan bimbingan tentang Mengisi Waktu Luang (pada
hari-hari jeda) yang secara langsung diberikan secara klasikal
atau lewat pamflet bahkan lebih serius diberikan melalui layanan konseling.
Hari jeda bukanlah hari yang
cuma-cuma akan tetapi hari kehidupan
yang mengurangi jatah usia manusia. Jika
hari jeda disia-siakan maka tidak akan datang terulang lagi dan hanya anugerah
yang mempertemukan hari jeda beikutnya.
Supaya tidak sia-sia, maka utama
sekali menentukan tarjet yang harus didapatkan dalam kurun hari jeda itu.
Tarjet tidak perlu ketinggian tetapi dalam ukuran wajar
yang bisa dicapai seorang pelajar. Secara
abstrak, tarjet itu dapat diformulasikan sebagai suatu kondisi yang
menempatkan diri seorang pelajar dalam posisi yang mendapatkan pengalaman baru
serta mempertajam kemampuan yang telah dimilikinya.
cara apa saja yang bisa mengisi waktu luang ???
BalasHapusPilih dan akukan kegiatan yang intens sehingga bertambah wawasan, keterampilan anda tentang suatu jenis pekerjaan. Misalnya kegiatan bengkel motor, bordir kain, desain grafis dsb.
Hapuslebih bk ya?
BalasHapus