A. Tema
Didalam tahap pembentukan ini merupakan tahap
pengenalan, tahap pelibatan diri atau tahap memasukan diri ke dalam kehidupan suatu
kelompok. Pada tahap ini pada umumnya para anggota saling memperkenalkan diri
dan juga mengungkapkan tujuan ataupun harapan-harapan yang ingin dicapai baik
oleh masing-masing, sebagian, maupun seluruh anggota.
Dalam tahap pembentukan ini peranan pemimpin kelompok
hendaknya memunculkan dirinya sehingga tertangkap oleh para anggota sebagai
orang yang benar-benar dan bersedia membantu para anggota kelompok mencapai
tujuan mereka.
B. Tujuan
Tujuan bimbingan kelompok yang diuraikan berikut ini
berlaku juga bagi teknik-teknik kelompok yang lain asal bertujuan untuk
membantu individu menemukan dirinya sendiri, mengarahkan diri, dan dapat
menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Banyak beberapa penulis mengemukakan
kajian tentang tujuan bimbingan kelompok, salah satunya adalah Bennett.
Bennett (1963), mengemukakan tujuan bimbingan kelompok
yaitu memberikan kesempatan-kesempatan para siswa belajar hal-hal penting yang
berguna bagi dirinya yang berkaitan dengan masalah pendidikan, pekerjaan,
pribadi dan sosial.
Untuk dapat mencapai tujuan diatas dibutuhkan adanya
suatu program bimbingan kelompok dan konseling kelompok yang terencana dengan
baik. Dalam hal ini tanggung jawab terpenting pemimpin kelompok adalah: (a)
menggunakan hal-hal penting yang harus dipelajari tersebut sebagai dasar dalam
membuat perencanaan kegiatan bersama-sama dengan klompok dan untuk memecahkan
masalah-masalah yang dihadapi ; (b) membantu kelompok untuk memperluas dan
memperdalam wawasan mereka untuk dapat menghadapi minat-minat dan kebutuhan
yang bermacam-macam; dan (c) membantu kelompok umtuk dapat mengenali
kebutuhan-kebutuhan yang lain dan memenuhinya.
Adapun tujuan dari tahap pembentukan ini adalah :
1.
Anggota memahami pengertian dan kegiatan kelompok
dalam rangka bimbingan kelompok
2.
Tumbuhnya suasana kelompok
3.
Tumbuhnya minat anggota dalam mengikuti kegiatan
kelompok
4.
Tumbuhnya saling mengenal, percaya, menerima, dan
membantu diantara para anggota
5.
Tumbuhnya suasana bebas dan terbuka
C. Kegiatan
Kegiatan kelompok dalam rangka bimbingan dan koseling
melalui pendekatan kelompok adalah amat penting, terutama bagi para calon
pemimpin kolompok. Dengan mengetahui dan menguasai apa yang sebenarnya terjadi
dan apa yang hendaknya terjadi didalam kelompok itu, pemimpin kelompok nakan
mampu menyelenggarakan kegiatan kelompok itu dengan baik.
Disini pemimpim kelompok perlu :
1. Menjelaskan
tujuan umum yang ingin dicapai melalui kegiatan kelompok itu dan menjelaskan
cara-cara yang hendaknya dilalui dalam mencapai tujuan itu
2.
Mengemukakan tentang diri sendiri yang kira-kira perlu
untuk terselenggaranya kegiatan kelompok secara baik (antara lain
memperkenalkan diri secara terbuka, menjelaskan perannya sabagai pemimpin
kelompok dan sebagainya), dan yang paling penting ialah:
3.
Menampilkan tingkah laku dan komunikasi yang
mengandung unsur-unsur penghormatan kepada orang lain (dalam hal ini anggota
kelompok), ketulusan hati, kehangatan dan empati.
4.
Mengungkapkan pengertian dan tujuan kegiatan kelompok
dalam rangka pelayanan bimbingan dan konseling
5.
Menjelaskan cara-cara dalam bimbingan kelompok dan
asas-asas dalam bimbingan kelompok
6.
Saling memperkenalkan diri dan mengungkapkan diri
7. Permainan
penghangatan / pengakrabatan
Pemimpin kelompok harus mampu menumbuhkan sikap
kebersamaan dan perasaan sekelompok, jika pada awalnya sebagian besar kelompok
tidak berkehendak untuk mengambil peranan dan tanggung jawab dalam keterlibatan
kelompok (dan pula tidak ingin memiliki peranan dan tanggunga jawab tertentu
dalam kegiatan kelompok), maka tugas pemimpin kelompok ialah membalikkan
keadaan itu, yaitu merangsang dan menggairahkan seluruh anggota kelompok untuk
ikut serta sacara bertanggung jawab dalam kegiatan kelompok. Penjelasan tentang
asas kerahasiaan, kesukarelaan, kegiatan, keterbukaan, dan kenormatifan akan
membantu masing-masing anggota untuk mengarahkan peranan diri sendiri terhadap
anggota lainnya dan pencapaian tujuan bersama.
D. Peran Pemimpim Kelompok
Yalom, Lieberman dan Miles pada tahun 1973 melakuakn
suatu penelitian terhadap 210 mahasiswa universitas Stanford berusia 18 sampai
20 tahun yang dipilih secara acak yang mengikuti kelompok pertemuan selama dua
belas minggu, menemukan empat macam fungsi pokok kepemimpinan (Yalom, 1985), sebagai berikut :
1. memberi
dorongan emosional (emotional stimulation):
memberi tanggapan, menunjukan pertentangan, memberi kegiatan; memberi instruksi
dengan mengambil resiko pribadi dan sangat tertutup
2.
memperdulikan (caring):
memberi dorongan, mengasihi, menghargai, hangat, menerima, tulus dan penuh
perhatian
3.
memberikan pengertian (meaning attribution): menjelaskan, mengklarifikasi, menafsirkan,
memberikan rangkapan berpikir untuk berubah, menerjemahkan perasaan-perasaan
dan pengalaman kedalam ide-ide
4. fungsi
aksekutif (executive function):
menentukan batas waktu, aturan-aturan, norma-norma, tujuan-tujuan; mengelola
waktu; menetukan kecepatan kerja kelompok, waktu berhenti, istirahat, dan
memberikan saran-saran
Peranan pemimpin kelompok (dalam bimbingan dan
konseling) dapat dijabarkan sebagai berikut :
1.
pemimpin kelompok dapat memberikan bantuan, pengarahan
maupun campur tangan langsung terhadap kegiatan kelompok. Campur tangan ini
meliputi, baik hal-hal yang bersifat isi
dari yang dibicarakan maupun yang mengenai proses
kegiatan itu sendiri
2.
pemimpin kelompok memusatkan perhatian pada suasana
perasaan yang berkembang dalam kelompok itu, baik perasaan anggota-anggota
tertentu maupun keseluruhan. Pemimpin kelompok dapat menanyakan suasana
perasaan yang dialami itu
3.
jika kelompok itu tampaknya kurang menjurus kearah
yang dimaksudkan maka pemimpin kelompok perlu memberikan arah yang dimaksudkan
itu
4.
pemimpin kelompok juga perlu memberikan tanggapan
(umpan balik) tentang berbagai hal yang terjadi dalam kelompok, baik yang
bersifat isi maupun proses kegiatan kelompok
5.
lebih jauh lagi, pemimpin kelompok juga diharapkan
mampu mengatur “lalu lintas” kegiatan kelompok, pemegang aturan permainan
(menjadi wasit), pendamai dan pendorong kerja sama serta suasana kebersamaan.
Disamping itu pemimpin kelompok, diharapkan bertindak sebagai penjaga agar
apapun yang terjadi didalam kelompok itu tidak merusak ataupun menyakiti satu
orang atau lebih anggota kelompok sehingga ia/mereka itu menderita karenanya
6.
sifat kerahasiaan dari kegiatan kelompok itu dengan
segenap isi dan kejadian-kejadian yang timbul didalamnya, juga menjadi tanggung
jawab pemimpin kelompok
Daftar Pustaka
Prof. Dr.
Prayitno, M.sc. Ed. Layanan Bimbingan dan
Konseling Kelompok. Jakarta. Ghalia Indonesia. 1995
Dra. Tatiek
Romlah, M.A. Teori dan Praktek Bimbingan
Kelompok. Malang. Universitas Negeri Malang. 2001
Prif. Dr.
Bimo Walgito. Psikologi Kelompok.
Yogyakarta. C.V. Andi Offest. 2006
Gerald
Corey. Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi. Bandung. PT. Refika
Aditama. 2003