Minggu, 25 Agustus 2013

TAHAP PEMBENTUKAN DALAM LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING KELOMPOK





A.    Tema

Didalam tahap pembentukan ini merupakan tahap pengenalan, tahap pelibatan diri atau tahap memasukan diri ke dalam kehidupan suatu kelompok. Pada tahap ini pada umumnya para anggota saling memperkenalkan diri dan juga mengungkapkan tujuan ataupun harapan-harapan yang ingin dicapai baik oleh masing-masing, sebagian, maupun seluruh anggota.
Dalam tahap pembentukan ini peranan pemimpin kelompok hendaknya memunculkan dirinya sehingga tertangkap oleh para anggota sebagai orang yang benar-benar dan bersedia membantu para anggota kelompok mencapai tujuan mereka.

B.     Tujuan

Tujuan bimbingan kelompok yang diuraikan berikut ini berlaku juga bagi teknik-teknik kelompok yang lain asal bertujuan untuk membantu individu menemukan dirinya sendiri, mengarahkan diri, dan dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Banyak beberapa penulis mengemukakan kajian tentang tujuan bimbingan kelompok, salah satunya adalah Bennett.
Bennett (1963), mengemukakan tujuan bimbingan kelompok yaitu memberikan kesempatan-kesempatan para siswa belajar hal-hal penting yang berguna bagi dirinya yang berkaitan dengan masalah pendidikan, pekerjaan, pribadi dan sosial.
Untuk dapat mencapai tujuan diatas dibutuhkan adanya suatu program bimbingan kelompok dan konseling kelompok yang terencana dengan baik. Dalam hal ini tanggung jawab terpenting pemimpin kelompok adalah: (a) menggunakan hal-hal penting yang harus dipelajari tersebut sebagai dasar dalam membuat perencanaan kegiatan bersama-sama dengan klompok dan untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapi ; (b) membantu kelompok untuk memperluas dan memperdalam wawasan mereka untuk dapat menghadapi minat-minat dan kebutuhan yang bermacam-macam; dan (c) membantu kelompok umtuk dapat mengenali kebutuhan-kebutuhan yang lain dan memenuhinya.
Adapun tujuan dari tahap pembentukan ini adalah :
1.                  Anggota memahami pengertian dan kegiatan kelompok dalam rangka bimbingan kelompok
2.                  Tumbuhnya suasana kelompok
3.                  Tumbuhnya minat anggota dalam mengikuti kegiatan kelompok
4.                  Tumbuhnya saling mengenal, percaya, menerima, dan membantu diantara para anggota
5.                  Tumbuhnya suasana bebas dan terbuka

C.    Kegiatan

Kegiatan kelompok dalam rangka bimbingan dan koseling melalui pendekatan kelompok adalah amat penting, terutama bagi para calon pemimpin kolompok. Dengan mengetahui dan menguasai apa yang sebenarnya terjadi dan apa yang hendaknya terjadi didalam kelompok itu, pemimpin kelompok nakan mampu menyelenggarakan kegiatan kelompok itu dengan baik.
Disini pemimpim kelompok perlu :
1.      Menjelaskan tujuan umum yang ingin dicapai melalui kegiatan kelompok itu dan menjelaskan cara-cara yang hendaknya dilalui dalam mencapai tujuan itu
2.      Mengemukakan tentang diri sendiri yang kira-kira perlu untuk terselenggaranya kegiatan kelompok secara baik (antara lain memperkenalkan diri secara terbuka, menjelaskan perannya sabagai pemimpin kelompok dan sebagainya), dan yang paling penting ialah:
3.      Menampilkan tingkah laku dan komunikasi yang mengandung unsur-unsur penghormatan kepada orang lain (dalam hal ini anggota kelompok), ketulusan hati, kehangatan dan empati.
4.      Mengungkapkan pengertian dan tujuan kegiatan kelompok dalam rangka pelayanan bimbingan dan konseling
5.      Menjelaskan cara-cara dalam bimbingan kelompok dan asas-asas dalam bimbingan kelompok
6.      Saling memperkenalkan diri dan mengungkapkan diri
7.      Permainan penghangatan / pengakrabatan
Pemimpin kelompok harus mampu menumbuhkan sikap kebersamaan dan perasaan sekelompok, jika pada awalnya sebagian besar kelompok tidak berkehendak untuk mengambil peranan dan tanggung jawab dalam keterlibatan kelompok (dan pula tidak ingin memiliki peranan dan tanggunga jawab tertentu dalam kegiatan kelompok), maka tugas pemimpin kelompok ialah membalikkan keadaan itu, yaitu merangsang dan menggairahkan seluruh anggota kelompok untuk ikut serta sacara bertanggung jawab dalam kegiatan kelompok. Penjelasan tentang asas kerahasiaan, kesukarelaan, kegiatan, keterbukaan, dan kenormatifan akan membantu masing-masing anggota untuk mengarahkan peranan diri sendiri terhadap anggota lainnya dan pencapaian tujuan bersama.

D.    Peran Pemimpim Kelompok

Yalom, Lieberman dan Miles pada tahun 1973 melakuakn suatu penelitian terhadap 210 mahasiswa universitas Stanford berusia 18 sampai 20 tahun yang dipilih secara acak yang mengikuti kelompok pertemuan selama dua belas minggu, menemukan empat macam fungsi pokok kepemimpinan (Yalom, 1985), sebagai berikut :
1.      memberi dorongan emosional (emotional stimulation): memberi tanggapan, menunjukan pertentangan, memberi kegiatan; memberi instruksi dengan mengambil resiko pribadi dan sangat tertutup
2.      memperdulikan (caring): memberi dorongan, mengasihi, menghargai, hangat, menerima, tulus dan penuh perhatian
3.      memberikan pengertian (meaning attribution): menjelaskan, mengklarifikasi, menafsirkan, memberikan rangkapan berpikir untuk berubah, menerjemahkan perasaan-perasaan dan pengalaman kedalam ide-ide
4.      fungsi aksekutif (executive function): menentukan batas waktu, aturan-aturan, norma-norma, tujuan-tujuan; mengelola waktu; menetukan kecepatan kerja kelompok, waktu berhenti, istirahat, dan memberikan saran-saran
Peranan pemimpin kelompok (dalam bimbingan dan konseling) dapat dijabarkan sebagai berikut :
1.                  pemimpin kelompok dapat memberikan bantuan, pengarahan maupun campur tangan langsung terhadap kegiatan kelompok. Campur tangan ini meliputi, baik hal-hal yang bersifat isi dari yang dibicarakan maupun yang mengenai proses kegiatan itu sendiri
2.                  pemimpin kelompok memusatkan perhatian pada suasana perasaan yang berkembang dalam kelompok itu, baik perasaan anggota-anggota tertentu maupun keseluruhan. Pemimpin kelompok dapat menanyakan suasana perasaan yang dialami itu
3.                  jika kelompok itu tampaknya kurang menjurus kearah yang dimaksudkan maka pemimpin kelompok perlu memberikan arah yang dimaksudkan itu
4.                  pemimpin kelompok juga perlu memberikan tanggapan (umpan balik) tentang berbagai hal yang terjadi dalam kelompok, baik yang bersifat isi maupun proses kegiatan kelompok
5.                  lebih jauh lagi, pemimpin kelompok juga diharapkan mampu mengatur “lalu lintas” kegiatan kelompok, pemegang aturan permainan (menjadi wasit), pendamai dan pendorong kerja sama serta suasana kebersamaan. Disamping itu pemimpin kelompok, diharapkan bertindak sebagai penjaga agar apapun yang terjadi didalam kelompok itu tidak merusak ataupun menyakiti satu orang atau lebih anggota kelompok sehingga ia/mereka itu menderita karenanya
6.                  sifat kerahasiaan dari kegiatan kelompok itu dengan segenap isi dan kejadian-kejadian yang timbul didalamnya, juga menjadi tanggung jawab pemimpin kelompok


   Daftar Pustaka
Prof. Dr. Prayitno, M.sc. Ed. Layanan Bimbingan dan Konseling Kelompok. Jakarta. Ghalia Indonesia. 1995
Dra. Tatiek Romlah, M.A. Teori dan Praktek Bimbingan Kelompok. Malang. Universitas Negeri Malang. 2001
Prif. Dr. Bimo Walgito. Psikologi Kelompok. Yogyakarta. C.V. Andi Offest. 2006
Gerald Corey. Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi. Bandung. PT. Refika Aditama. 2003