Pada usia lima tahun, anak seharusnya sudah bisa mengatur panggilan
alaminya untuk ke toilet. Andai ia masih kesulitan dengan urusan buang airkecil, segeralah beri bantuan. Jika tidak diatasi, bukan cuma pengasuh yang
akan kerepotan, anak juga bisa merasakan dampak negatif dari ketidakmampuannya
mengontrol desakan untuk pipis.
Psikolog Sani B Hermawan menjelaskan, idealnya setelah usia lima tahun anak
harus berhenti mengompol. Sebab, pada usia lebih dari 18 bulan saja anak sudah
mulai bisa diajak untuk beralih dari popok ke toilet. Ketika itu, otot-otot
kandung kemihnya sudah lebih matang. Pada usia tersebut, anak umumnya juga bisa
memahami perintah sederhana. Dia pun mampu menahan kemih selama dua sampai tiga
jam. Amati saja siklus pipisnya. Sediakan potty chair yang nyaman dan menarik.,
kemudian dengan cara yang menyenangkan, ajak anak berkemih.
Bagaimana dengan anak yang lebih besar namun masih suka mengompol?
”Penyebabnya beragam, termasuk pola asuh orang tua yang salah dan orang tua
tidak konsisten,” paparnya. Selain itu,
anak tidak menjalankan konsekuensi atau hukuman yang diberikan orang tua ketika
ia mengompol. “Ini karena anak malas, tidak mau mematuhi peraturan,” tambahnya.
Tak hanya itu, anak yang terlalu capai pada siang hari juga bisa memicu ia
mengompol pada malam harinya. “Ini karena aktivitasnya memacu gerakan
peristaltiknya,” ujarnya. Penyebab lain, bisa karena anak terlalu banyak
mengonsumsi soda. Tetapi, anak mengompol, menurut Sani, juga bisa karena ada
kelainan organ dalam anak. “Coba amati mana penyebab yang paling sesuai dengan
kondisi anak dan berikan bantuan yang tepat”.
Bagaimana anak yang suka mengompol pada siang hari? Anak membasahi
celananya pada siang hari biasanya karena ia menahan pipis. Kemungkinan besar
dia malas, takut, atau sedang asyik bermain. Konsistensi peng asuh dibutuhkan
agar anak tidak melulu mengandalkan popok. Lalu, bagaimana cara mengatasi anak
yang masih suka mengompol? Kebiasaan mengompol pada anak bukanlah hal yang
mudah. Diperlukan peran yang kuat dari orang tua dan anak itu sendiri. “Untuk
mengatasi anak agar tidak mengompol perlu dilakukan toilet training,” kata
Sani.
Toilet training adalah cara anak untuk mengontrol kebiasaan buang air
kecil. Proses ini membutuhkan waktu, pengertian, dan kesabaran. Yang paling
penting diingat adalah orang tua tidak bisa mengharapkan dengan cepat si anak
langsung bisa menggunakan toilet. “Tetapi, pada usia lima tahun, training ini
harus sudah berhasil dilakukan,” ucap Sani. Kalau tidak berhasil, anak akan
alami gangguan psikologis. Anak menjadi tidak percaya diri menyusul celana
basahnya. “Itu sebabnya kemampuan berkemih di toilet dianggap sebagai
pencapaian besar bagi anak,” ujar Sani.
Cara yang
dapat dilakukan dalam toilet training adalah :
- Sebelum tidur ajak anak buang air kecil terlebih dahulu
- Bangunkan anak setelah tidur pada malam hari untuk buang air kecil. Jika jam tidur anak delapan jam, bangunkan anak 4 jam setelah tidur
- Kurangi minum soda. Soda mengandung bahan perangsang metabolisme yang memicu anak berkemih.
- Perbanyak minum air putih
- Berikan konsekuensi pada anak yang suka mengompol. Ajak anak mencuci bekas ompol, angkat seprai, dan celana bekas ompol. Harus ada kesadaran bahwa ada konsekuensi kalau anak mengompol.
- Gunakan alarm anti mengompol. Misalnya, pada jam tertentu ajarkan anak buang air di kamar mandi. Untuk anak yang agak besar akan mengerti, tetapi untuk anak yang kecil tentu sangat menantang. Mereka harus selalu diingatkan.
- Orang tua harus mau capai mengingatkan anaknya untuk buang air kecil di kamar mandi setiap satu jam atau satu jam setengah pada siang hari. Pada malam hari, orang tua harus rajin bangun untuk mengingatkan anak buang air kecil. Ini akan membuat anak tidak malas buang air kecil.
- Orang tua juga harus peka, pantau anak yang sudah mulai gelisah ketika hendak buang air kecil. Saat itu segera bawa anak ke kamar mandi.
- Harus ada kerja sama dan bagi tugas antara suami dan istri.
- Jangan berikan popok yang seakan membiarkan anak buang air kecil di kasur atau di celana.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar